Kamis, 05 Mei 2011

Tiu Pupus Yang Masih Alami

Banyak orang mengatakan untuk mendapatkan sesuatu yang baik dan indah butuh perjuangan ekstra.
Yah, itulah yang saya alami beberapa waktu lalu.
Perjalan menuju air terjun tiu pupus yang berada di kawasan wisata desa gondang, kabupaten lombok utara.
Saat itu saya dan kedua teman saya memilih jalur gunung sari - wisata hutan pusuk (pusuk pass) - lombok utara.
Teriknya matahari pagi memberikan sedikit energi ekstra untuk kami saat itu.
Setelah mengunjungi beberapa tempat dan makan siang, kamipun melanjutkan perjalanan menuju air terjun tiu pupus.
Tidak ada istilah tersesat untuk dapat sampai di kawasan wisata ini.
Banyaknya penunjuk arah (plank) sangat membantu dalam perjalanan kali ini.
Plank pertama di tepi jalan utama itu adalah saksi perjalanan kami untuk dapat sampai ke ait terjun ini.
Menyusuri daerah perbukitan desa gondang, itu adalah satu hal yang pasti.
Sembari memacu laju motor, mata saya sibuk melihat setiap sudut di daerah ini.
sekitar 20 menit perjalanan, kamipun tiba di pelataran parkir air terjun ini.
Awalnya kami sempat bingung karena yang ada dihadapan kami bukanlah air terjun melainkan bendungan yang digunakan warga sekitar untuk mengairi lahan tani mereka.
Setelah bertanya kepada pemuda asli desa ini, kamipun mendapat sedikit informasi tentang letak air terjun ini.
Dengan sedikit senyum yang terpampang di wajah, kamipun melanjutkan perjalanan kami dengan berjalan kaki menyusuri bendungan tersebut.
Lelah, itu pasti.
Selain menyusuri bendungan tersebut kami juga diharuskan untuk melewati perkampungan dan kawasan hutan lindung desa gondang.
namun apadaya, hanya itu satu-satunya jalan untuk dapat sampai di air terjun ini.
Sekitar 10 menit kami berjalan kaki dengan keringat yang sudah membanjiri tubuh kami, terdengar riuh air yang yang jatuh di bebatuan yang menandakan kami sudah dekat dengan tujuan kami.
Semakin cepat kami melangkah, rasa takjubpun menerpa kami ketika kami melihat air terjun ini dari kejauhan.
ratusan atau mungkin ribuan kubik air yang jatuh menerpa bebatuan yang tepat berada dibawanya memberikan rasa sejuk dalam diri kami.
sebagaimana layaknya banyak air terjun, hanya alunan nada dari gemercik yang seakan menyapa itulah yang menjadi teman kami ditempat ini.
Tanpa menunggu aba-aba akupun langsung mengabadikan setiap sudut yang aku lihat.
terbayar sudah rasa letih selama perjalanan kami.

Sembari menyulut sebatang rokok, kami merencanakan perjalanan untuk keesokan harinya.
Setelah puas menikmati indahnya nada dari rintik air kamipun memutuskan untuk mengambil langkah serentak menuju rumah.

NB :
Untuk dapat sampai ketempat ini alangkah baiknya menggunakan kendaraan pribadi karena belum ada kendaraan umum yang menempuh jalur ini.
Jarak tempuh sekitar 70-80 km dari kota mataram.
Alangkah baiknya untuk menyiapkan perbekalan dari rumah.
Daerah wisata ini masih dalam pengembangan, dan diurus langsung oleh warga sekitar.
Posting ini berdasarkan request salah satu teman saya :D

 

Share/Save/Bookmark