Senin, 06 Juni 2011

The Cities...

Berniat untuk mengabadikan sedikit moment ketika sang surya kembali ke peraduannya saya pun bergegas menuju salah satu pantai di daerah ampenan yang merupakan bekas pelabuhan.
Berbekal kamera dan bensin motor yang saya rasa cukup, tanpa pikir panjang saya memacu laju motor saya untuk dapat sampai kesana.
Sedikit kecewa memang, karena cuaca kurang bersahabat dan mentari masih tertutup awan. :(


Setelah mengambil beberapa gambar saya putuskan untuk menuju pantai mapak di daerah lingkar selatan sembari berharap ada beberapa view yang lebih menarik.
Sesampai saya di pantai mapak yang saya temukan hanya beberapa kapal nelayan yang sudah merapat dan warga sekitar yang sedang menggembala ternaknya.

Kurang beruntung, yah itulah yang saya alami hari ini.
Bingung itu pasti, akhirnya saya memutuskan untuk pulang.
Setidaknya ada sedikit keberuntungan dalam perjalanan pulang kali ini.

Tepatnya di jalan majapahit depan Taman Budaya mataram saya melihat beberapa sepeda ontel yang sedang terpajang dengan indahnya.
Tanpa pikir panjang dan sedikit muka tebal, perlahan saya menepi dan mendekati komunitas tersebut.
Dengan muka cengengesan saya-pun mulai ngobrol ngalor ngidul dengan pemilik sepeda ontel tersebut.
Alhasil, saya diberi ijin untuk mengambil gambar sepeda mereka dan numpang nampang dengan sepeda ontel meraka.

Read This Entry >>

Kamis, 05 Mei 2011

Tiu Pupus Yang Masih Alami

Banyak orang mengatakan untuk mendapatkan sesuatu yang baik dan indah butuh perjuangan ekstra.
Yah, itulah yang saya alami beberapa waktu lalu.
Perjalan menuju air terjun tiu pupus yang berada di kawasan wisata desa gondang, kabupaten lombok utara.
Saat itu saya dan kedua teman saya memilih jalur gunung sari - wisata hutan pusuk (pusuk pass) - lombok utara.
Teriknya matahari pagi memberikan sedikit energi ekstra untuk kami saat itu.
Setelah mengunjungi beberapa tempat dan makan siang, kamipun melanjutkan perjalanan menuju air terjun tiu pupus.
Tidak ada istilah tersesat untuk dapat sampai di kawasan wisata ini.
Banyaknya penunjuk arah (plank) sangat membantu dalam perjalanan kali ini.
Plank pertama di tepi jalan utama itu adalah saksi perjalanan kami untuk dapat sampai ke ait terjun ini.
Menyusuri daerah perbukitan desa gondang, itu adalah satu hal yang pasti.
Sembari memacu laju motor, mata saya sibuk melihat setiap sudut di daerah ini.
sekitar 20 menit perjalanan, kamipun tiba di pelataran parkir air terjun ini.
Awalnya kami sempat bingung karena yang ada dihadapan kami bukanlah air terjun melainkan bendungan yang digunakan warga sekitar untuk mengairi lahan tani mereka.
Setelah bertanya kepada pemuda asli desa ini, kamipun mendapat sedikit informasi tentang letak air terjun ini.
Dengan sedikit senyum yang terpampang di wajah, kamipun melanjutkan perjalanan kami dengan berjalan kaki menyusuri bendungan tersebut.
Lelah, itu pasti.
Selain menyusuri bendungan tersebut kami juga diharuskan untuk melewati perkampungan dan kawasan hutan lindung desa gondang.
namun apadaya, hanya itu satu-satunya jalan untuk dapat sampai di air terjun ini.
Sekitar 10 menit kami berjalan kaki dengan keringat yang sudah membanjiri tubuh kami, terdengar riuh air yang yang jatuh di bebatuan yang menandakan kami sudah dekat dengan tujuan kami.
Semakin cepat kami melangkah, rasa takjubpun menerpa kami ketika kami melihat air terjun ini dari kejauhan.
ratusan atau mungkin ribuan kubik air yang jatuh menerpa bebatuan yang tepat berada dibawanya memberikan rasa sejuk dalam diri kami.
sebagaimana layaknya banyak air terjun, hanya alunan nada dari gemercik yang seakan menyapa itulah yang menjadi teman kami ditempat ini.
Tanpa menunggu aba-aba akupun langsung mengabadikan setiap sudut yang aku lihat.
terbayar sudah rasa letih selama perjalanan kami.

Sembari menyulut sebatang rokok, kami merencanakan perjalanan untuk keesokan harinya.
Setelah puas menikmati indahnya nada dari rintik air kamipun memutuskan untuk mengambil langkah serentak menuju rumah.

NB :
Untuk dapat sampai ketempat ini alangkah baiknya menggunakan kendaraan pribadi karena belum ada kendaraan umum yang menempuh jalur ini.
Jarak tempuh sekitar 70-80 km dari kota mataram.
Alangkah baiknya untuk menyiapkan perbekalan dari rumah.
Daerah wisata ini masih dalam pengembangan, dan diurus langsung oleh warga sekitar.
Posting ini berdasarkan request salah satu teman saya :D

 
Read This Entry >>

Jumat, 22 April 2011

Early Sunset Pantai Selingkuh

3 Hari terbaring tak berdaya dan berteman obat dari dokter membuatku jenuh dengan suasana kamarku.
Sore itu 7 April 2011, aku berusaha untuk bangkit untuk sekedar mencari udara segar.
Kulihat jam dinding dirumahku menunjukkan pukul 17.30 waktu setempat.
Langit biru yang cerah dan berawan menuntunku berjalan menuju pantai seberang jalan dekat dengan rumahku.
Pantai selingkuh, itulah nama pantai seberang jalan dekat rumahku.
Berbekal kamera aku berniat untuk mengabadikan sedikit moment yang kulihat sore itu sembari menikmati sunset dipantai ini.
Dengan sekuter hitam kesayanganku aku melaju ke pantai ini.
Suasana damai kurasakan dipantai ini.
Pantai yang cukup sepi, karena hari itu bukan hari libur.
Disana hanya dapat aku jumpai beberapa pasangan yang sedang memadu kasih dibawah langit senja sore itu.
Sembari menunggu matahari terbenam aku mulai menghisap sebatang rokok dan mengambil beberapa gambar.

Sekitar setengah jam berlalu sambil melihat tingkah banyak orang dipantai ini.
Aku kini mulai menikmati terbenamnya matahari yang membuat langit yang tadinya cerah seakan bersedih seiring kembalinya sang surya ke peraduannya.

Sekitar 10 menit setelah menikmati terbenamnya matahari, akupun memutuskan untuk pulang dan kembali beristirahat.

See U at Rodadua Article
Read This Entry >>

Selasa, 22 Maret 2011

Pantai Sire - Air Terjun Tiu Pupus - Bukit Malimbu (Halfday Trip With Friends)

Minggu 20 Maret 2011, perjalanan yang saya rencanakan sehari sebelumnya bersama teman saya titis, akhirnya terlaksana.
Rencana Awal perjalanan kami adalah Pantai Sire - Pantai Gondang.
Yah, seperti yang dikatakan banyak orang, manusia boleh berencana tapi tuhan yang menentukan.
Perjalanan saya mulai pukul 08.30 bersama kedua teman saya.(Mas Titis dan Mbak Atun)
Dengan melewati jalur pusuk kami menuju pantai sire yang berada di daerah Medana - Pemenang.
Saya selaku petunjuk jalan untuk dapat sampai ke pantai ini dengan bangga menarik gas motor dan melaju ke arah pantai ini. (Meskipun sempat tersesat, maklum aja terakhir kesini 5 tahun lalu pas SMA :D)
Setelah sempat tersesat dan bertanya pada warga sekitar, kamipun sampai di pantai ini.
Pasir putih dengan perkebunan kelapa memberi warna tersendiri untuk pantai ini.
Meskipun agak panas, saya tak ambil pusing.
Niat saya untuk berfose ria tak tergantikan, dibawah teriknya matahari sayapun mulai untuk berburu view dipantai ini.

Saya yakin tidak ada kata menyesal kalau temen-temen netter berkunjung kesini.
Di pantai ini juga disediakan perahu nelayan untuk disewakan. (Kalau temen-temen netter pengen, untuk harga sewa saya kurang tahu :D)

Setelah kami rasa cukup, kami pun melanjutkan perjalanan ke desa gondang.
Disini kami mampir dirumah kerabat dari titis untuk mengisi perut yang sudah lama berontak. (Paginya saya dan titis lupa sarapan :D)
Pelecing Opak, yah itulah menu makan siang kami.
Pelecing opak ini hanya bisa ditemukan di daerah lombok utara saja lho.
Dengan lahap kami menyantap makan siang kami, hehe. (Lapeeerrr)
Setelah selesai menyantap makan siang kami dan beristirahat sejenak, kami menuju pantai gondang.
Kali ini mas titis yang jadi penunjuk jalan.
Sekali lagi, kamipun tersesat diantara hamparan persawahan, bertanya pada warga sekitar itu pasti.
Setelah menyusuri kebun kelapa di daerah ini, kamipun sampai ditepi pantai gondang.
Sedikit kecewa memang, karena pantai ini tak seindah yang kami bayangkan, maklum saja pantai ini habis terkena banjir beberapa waktu lalu, jadi masih kotor.
hemm,.
Sebentar saja kami mampir di pantai ini, kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke air terjun tiu pupus.
Kebetulan air terjun ini juga masih berada di daerah gondang.
Kali ini memang cukup berbeda, tanpa tersesat, hehehe. (Banyak planknya)
Setelah sampai di area parkir kami disambut hangat oleh warga sekitar yang turut membantu mengembangkan area wisata ini.
Kamipun berjalan kaki agar dapat sampai ke air terjun tersebut.
Melewati bendungan (saya belum tahu namanya, gak ada planknya seh) dan melewati kawasan hutan.
Yah, cukup buat kaki pegel dan betis terasa keram.

Setelah cukup lama berjalan di tengah hutan, terdengar suara gemercik air yang menambah semangat kami meskipun kaki rada pegel :D.
Finally, sampailah kami di air terjun tiu pupus.
Berfoto ria itu pasti, sayapun berlagak seperti fotografer handal dan mulai membidik setiap sudut di tempat ini.
Sementara itu mas titis dan mbak atun sibuk berfose seolah model kelas atas, he.
Setelah kami rasa cukup puas berfose ria disini kamipun melanjutkan perjalanan. (Pulaaaaaangg)
Body yang sudah tidak bersahabat dan mata yang sudah mulai mengantuk dan rindu bantal memaksa kami untuk pulang.
Opsss..
Tapi tunggu dulu, sebelum pulang kerumah masing-masing kami memutuskan untuk menikmati jagung bakar dan kelapa muda di bukit senggigi.
Dari gondang ke bukit malimbu dibutuhkan waktu sekitar 45 menit perjalanan.
Yah, Cukup sekian dulu, sampai jumpa di rodadua artikel selanjutnya.
Read This Entry >>